Dicomot dari Benablog
OKE, sekalian edit ulang, gue mau mencoba nulis sebuah cerita yang bener-bener berbeda, cerita nyata yang diceritain lagi dengan setting yang beda dengan unsur2 yang sama!
Menurut lo semua gimana?
//Tebak maksud cerita gue!
*gausah serius-serius*
Sore itu aku baru saja tiba di istanaku, istana berwarna putih, dengan atap berwarna merah. Aku ikat kudaku di halaman, dan aku masuk ke gerbang istana. Aku pukul lonceng besar itu, dan beberapa menit kemudian keluarlah seorang wanita tanpa beralaskan kaki dan berkata "Silahkan masuk".
Aku masuk. Aku hanya ingin pergi ke danau ditengah istana lalu kemudian pergi lagi. Aku keluar dari istanaku, dan kembali menunggangi kudaku, tak jauh dari situ, aku tiba di sebuat istana megah berukuran sangat besar. Aku masuk pelan-pelan melewati salah satu pintu gerbang yang penuh dengan prajurit penjaga pintu gerbang. Kucari sebuah ikatan kayu kosong, dan aku ikatkan kudaku disana. Aku turun, dan masuk melalui pintu istana yang terdekat, kali ini aku tidak dicegat oleh para prajurit penjaga pintu istana.
"Istana ini besar sekali" pikirku.
Sesuai tujuanku, aku akan pergi menemui beberapa kelompok penyihir hari ini, aku mendengar kabar bahwa penyihir kejam telah mencoba masuk ke dalam dunia yang damai ini.
"Ramai sekali penghuni istana ini hari ini" pikirku lagi.
Aku mencari sebuah tangga. Kunaiki tangga itu, dan aku menoleh ke arah kanan. Sebuah ruangan gelap yang besar dan dijaga oleh 1 orang prajurit, terlihat juga beberapa penduduk yang sedang duduk. Akupun masuk tanpa dicegat prajurit itu, tdan anpa memperhatikan penduduk lain, aku menghampiri sebuah lorong lalu berujung dengan sebuah tembok dengan lubang ditengahnya. Lalu aku berkata,
"Aku mau mengunjungi para penyihir"
"2 koral"
"baik, ini"
Aku diberinya sebuah catatan kecil, sepertinya aku disuruh pergi ke arah sana. AH, itu dia tempatnya, aku berjalan, melewati seorang prajurit wanita yang memberitahuku jalan menuju para penyihir. Beberapa lama kemudian aku sampai di tempat para penyihir.
2 Jam kemudian.
Petinggi penyihir baik telah tiada. Para penyihir hitam telah memasuki dunia, sayangnya hari sudah gelap, aku harus kembali ke istana.
Sebelum kembali ke istana, Aku sempatkan untuk berjalan mengitari istana besar ini, banyak orang melihatku dengan mata sinis, bahkan ada yang tertawa, apa mungkin karena penampilanku yang kurang modern bagi penghuni istana ini? Aku tak tau jawabannya. Aku berjalan dan menghampiri sebuah tempat, aku melihat-lihat dan menemukan sebuah topeng, "Aku perlu ini" pikirku. Lalu aku ambil 2 topeng yang ada, dan membelinya seharga 1,4 koral.
Aku kembali ke istana. Shera, kuda kesayanganku kali ini aku ikat didalam istana, Aku tak mau dia kedinginan di luar sana. Malam telah tiba, Aku teringat akan topeng yang sudah kubeli, aku melihat keadaan sekitarku, semoga tidak ada yang melihat selagi aku memakai topeng ini.
Dan ternyata .. topeng itu melekat keras di wajahku .. sepertinya topeng itu menyatu dengan wajahku.. AAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!
Aku masuk. Aku hanya ingin pergi ke danau ditengah istana lalu kemudian pergi lagi. Aku keluar dari istanaku, dan kembali menunggangi kudaku, tak jauh dari situ, aku tiba di sebuat istana megah berukuran sangat besar. Aku masuk pelan-pelan melewati salah satu pintu gerbang yang penuh dengan prajurit penjaga pintu gerbang. Kucari sebuah ikatan kayu kosong, dan aku ikatkan kudaku disana. Aku turun, dan masuk melalui pintu istana yang terdekat, kali ini aku tidak dicegat oleh para prajurit penjaga pintu istana.
"Istana ini besar sekali" pikirku.
Sesuai tujuanku, aku akan pergi menemui beberapa kelompok penyihir hari ini, aku mendengar kabar bahwa penyihir kejam telah mencoba masuk ke dalam dunia yang damai ini.
"Ramai sekali penghuni istana ini hari ini" pikirku lagi.
Aku mencari sebuah tangga. Kunaiki tangga itu, dan aku menoleh ke arah kanan. Sebuah ruangan gelap yang besar dan dijaga oleh 1 orang prajurit, terlihat juga beberapa penduduk yang sedang duduk. Akupun masuk tanpa dicegat prajurit itu, tdan anpa memperhatikan penduduk lain, aku menghampiri sebuah lorong lalu berujung dengan sebuah tembok dengan lubang ditengahnya. Lalu aku berkata,
"Aku mau mengunjungi para penyihir"
"2 koral"
"baik, ini"
Aku diberinya sebuah catatan kecil, sepertinya aku disuruh pergi ke arah sana. AH, itu dia tempatnya, aku berjalan, melewati seorang prajurit wanita yang memberitahuku jalan menuju para penyihir. Beberapa lama kemudian aku sampai di tempat para penyihir.
2 Jam kemudian.
Petinggi penyihir baik telah tiada. Para penyihir hitam telah memasuki dunia, sayangnya hari sudah gelap, aku harus kembali ke istana.
Sebelum kembali ke istana, Aku sempatkan untuk berjalan mengitari istana besar ini, banyak orang melihatku dengan mata sinis, bahkan ada yang tertawa, apa mungkin karena penampilanku yang kurang modern bagi penghuni istana ini? Aku tak tau jawabannya. Aku berjalan dan menghampiri sebuah tempat, aku melihat-lihat dan menemukan sebuah topeng, "Aku perlu ini" pikirku. Lalu aku ambil 2 topeng yang ada, dan membelinya seharga 1,4 koral.
Aku kembali ke istana. Shera, kuda kesayanganku kali ini aku ikat didalam istana, Aku tak mau dia kedinginan di luar sana. Malam telah tiba, Aku teringat akan topeng yang sudah kubeli, aku melihat keadaan sekitarku, semoga tidak ada yang melihat selagi aku memakai topeng ini.
Dan ternyata .. topeng itu melekat keras di wajahku .. sepertinya topeng itu menyatu dengan wajahku.. AAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!
THE END.
jadi sebenernya gue ngapain hayo? fakta lho ceritanya hehe.. yang bisa jawab hebat ...
Labels: penyihir bertopeng
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home